7 Apr 2016

Petunjuk Sholat Menurut AlQuran 2

Tulisan ini ungkapan paham dari hati,  bagi hati lain  yg melihat makna sholat sangat diharap  dapat berbagi pengungkapan  pahamnya dari ayat2Nya, apapun pahamnya ttg sholat, bagi setiap hati yg mencari,  penolong   bagi dirinya sendiri   :-) 17:15, 2:153, 1:1-7.



Jika ada hati pembaca yg berbeda  paham, marilah kita saling mendoakan keselamatan.

Tdk ada maksud memaksakan paham, atau menyalahkan paham yg lain, yg disampaikan semata bermaksud berbagi paham atas apa adanya dari  yg terbaca.



Kenapa timbul dorongan hati mencari pahamnya makna kata sholat dlm AlQuran?

Rasanya sangat tidak menghargai Tuhan dan rasulNya ketika dibacakan  makna sholat dari AlQuran, kemudian diri mengatakan kpd Tuhan dan RasulNya, bacalah  kisah-kisah kitab dari nenek moyangku yg  akan menjelaskan kepada Tuhan dan rasul ttg sholat.  6:19, 45:25, 5:67, 24:11-21

Kata sholat itu sendiri tertulis di banyak ayat dlm AlQuran tentu jika disusun potongan2 puzle ayat2Nya akan mengungkap pahamnya sendiri? Menunjuki hal yg dpt menolong kehidupan diri sendiri ? 2:153.



Mencari  makna sholat dari ayat2 Quran, sama halnya mencari makna ayat2 nyata yg diperlihatkan dlm perjalanan hidup setiap diri.









Mereka celaka  sholatnya,  yg melalaikan  sholatnya, termasuk  mendustakan din ? 107:1-7.



Jika Din dimaknai sbg  AlQuran  9:29, ketetapan (kitab) dan hikmah petunjuk jalan lurus dimuka bumi yg diungkap dari ayat2Nya 3:81, 42:52, 57:25, 98:5, maka termasuk mendustakan din adalah melalaikan sholat atau sholatnya tdk berpedoman dari din, ketika din didustakan (berubah maknanya dari yg  diungkap ayat2Nya) ?



Termasuk Berita dusta ketika berita disampaikan tdk dihadirkan 4 saksi.
4 saksi adalah saksi2 yg  tdk saling berbeda paham yaitu Allah, rasulNya, Aku (hati) dan kamu (nafsu diri). Allah menurunkan ayat2Nya, rasul menyampaikan ayat2Nya, hati memahami ayat2Nya, nafsu diri, tunduk sujud mengikuti paham  hati yg bersumber dari ayat2Nya. 24:13, 69:19, 3:81.



Kekawatiran hati atas ketidaktahuan hati apakah paham  cerita berantai adalah benar sama dg paham ayat2 dlm AlQuran ? 24:11-21



AlQuran kitab nyata,  petunjuk   dirikan sholat ,.....? 27:1-3, 2:2-5,



Jika  diri tidak tahu dan tidak mencari tahu, maka tidak pernah tahu apa yg sebenarnya dimaksud perintah dirikan  sholat dari AlQuran. ?



Sholat dari kebanyakan orang yang dipahami selama ini diajarkan dari  turun temurun  sbg  tatacara , dipahami dari sumber2 kitab cerita berantai yg  menurut kisahnya dari para ahlinya yang sahih (dapat dipercaya), ?



Abu Daud 627



Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Adalah Dlahak bin Makhlad dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dan ini adalah hadits (riwayat) Ahmad, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Umar bin 'Atha` dia berkata; saya mendengar Abu Humaid As Sa'idi berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya adalah Abu Qatadah, Abu Humaid berkata; "Aku lebih mengetahui tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Mereka berkata; "Kenapa demikian, demi Allah, padahal kamu bukanlah orang yang sering menyertai beliau dan bukan pula orang yang paling dahulu menjadi sahabat beliau daripada kami." Dia berkata; "Ya, benar." Mereka berkata; "Jika demikian, jelaskanlah." Abu Humaid berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak memulai shalatnya, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula dengan lurus, lalu beliau membaca (bacaan shalat) kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, lalu ruku' dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, kemudian meluruskan (punggung dan kepala) tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah. Setelah itu beliau mengangkat kepala sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua bahu sampai lurus, lalu mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu beliau turun ke lantai, lalu merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya, kemudian beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya dan mendudukinya, dengan membuka kedua jari-jari kakinya apabila bersujud, kemudian mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, sehingga tulang beliau kembali ke posisinya, kemudian beliau mengerjakan seperti itu di raka'at yang lain. Apabila beliau berdiri setelah dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, sebagaimana beliau bertakbir ketika memulai shalat, beliau melakukan cara seperti itu pada shalat-shalat yang lain, dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan)." Setelah itu sepuluh sahabat tersebut berkata; "Benar kamu, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Yazid yaitu Ibnu Abu Habib dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah dari Muhammad bin 'Amru Al 'Amiri dia berkata; "Aku berada di majlis para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka membicarakan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Humaid mengatakan; "…kemudian ia menyebutkan sebagian dari hadits ini." kata Abu Humaid selanjutnya; "Apabila ruku', beliau merapatkan kedua telapak tangan pada kedua lututnya, merenggangkan jari jemarinya lalu membungkukkan punggung (secara rata), tidak menengadah dan tidak pula menundukkan kepalanya." Abu Humaid melanjutkan; "Apabila beliau duduk dalam dua raka'at, beliau duduk di atas punggung telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan. Sedangkan pada raka'at yang ke empat, beliau merapatkan pangkal paha yang kiri ke lantai, dan mengeluarkan kedua telapak kakinya menuju satu arah (yaitu di sebelah kanan)." Telah menceritakan kepada kami Isa bin Ibrahim Al Mishri telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Al Laits bin Sa'd dari Yazid bin Muhammad Al Qurasyi dan Yazid bin Abu Habib dari Muhammad bin 'Amru bin Halhalah dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` seperti hadits ini, dia mengatakan; "Apabila beliau sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkan dan tidak pula merapatkan dan beliau menghadapkan jari-jari (kakinya) ke arah kiblat." Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Husain bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Abu Badr telah menceritakan kepadaku Zuhair Abu Khaitsamah telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Al Hurr telah menceritakan kepadaku Isa bin Abdullah bin Malik dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` salah seorang dari Bani Malik, dari Abbas atau 'Ayyasy bin Sahl As Sa'idi bahwa dia menghadiri majlis yang terdapat ayahnya dan beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, di dalam majlis itu pula terdapat Abu Hurairah, Abu Humaid As Sa'idi serta Abu Usaid dengan khabar (hadits) ini, dengan adanya penambahan atau pengurangan, dalam (riwayat itu), dia mengatakan; "Kemudian beliau mengangkat kepalanya yaitu dari ruku' sambil mengucapkan; "Sami'allahu liman hamidah, Allaumma rabbani walakal hamdu (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya, wahai rabb kami, hanya kepada-Mu lah segala puji-pujian)." Dan mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan; "Allahu akbar." Kemudian beliau sujud sambil menegakkan di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya ketika beliau sedang sujud. Kemudian beliau bertakbir dan duduk tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) dan menegakkan telapak kakinya yang satu, kemudian beliau bertakbir lantas bersujud, lalu takbir yang di lanjutkan dengan berdiri, tidak duduk tawaruk (sebagaimana di awal) …" kemudian dia melanjutkan redaksi haditsnya, dia melanjutkan; "Kemudian beliau duduk setelah dua raka'at, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua raka'at yang terakhir, dan tidak menyebutkan duduk tawaruk dalam tasyahud." Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin 'Amru telah mengabarkan kepadaku Fualaih telah menceritakan kepadaku 'Abbas bin Sahl dia berkata; "Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah bermajlis dan menyebutkan tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Humaid mengatakan; "Aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." lalu dia menyebutkan sebagian dari hadits ini, katanya; "Kemudian beliau ruku' dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya." Selanjutnya dia berkata; "kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak. Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan kaki kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini di riwayatkan oleh 'Utbah bin Abu Hakim dari Abdullah bin Isa dari 'Abbas bin Sahl, namun dia tidak menyebutkan (duduk) tawaruk, lalu dia menyebutkan sebagaimana hadits (riwayat) Fulaih." Sedangkan Al Hasan bin Al Hur menyebutkan posisi duduk sebagaimana hadits (riwayatnya) Fulaih dan 'Utbah." Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Utsman telah menceritakan kepada kami Baqiyah telah menceritakan kepadaku Utbah telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Isa dari Al 'Abbas bin Sahl As Sa'idi dari Abu Humaid dengan hadits seperti ini, katanya; "Apabila beliau sujud, beliau merenggangkan kedua pahanya tanpa memikul beban perutnya." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini juga di riwayatka oleh Ibnu Mubarrak, telah menceritakan kepada kami Fulaih saya mendengar 'Abbas bin Sahl menceritakan (hadits ini), namun aku tidak hafal. Dan telah menceritakan kepadaku sepertinya ia menyebut Isa bin Abdullah bahwa dia pernah mendengar dari Abbas bin Sahl dia berkata; "Aku memaparkan hadits ini kepada Abu Humaid As Sa'idi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Juhadah dari Abdul Jabbar bin Wa`il dari ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai hadits ini, katanya; "Ketika beliau sujud, beliau menempelkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya (ke lantai), katanya lagi; "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan mukanya di antara kedua telapak tangannya dan merenggangkan kedua ketiaknya." Telah berkata Hajjaj; Hammam berkata; dan telah menceritakan kepada kami Syaqiq telah menceritakan kepadaku 'Ashim bin Kulaib dari ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti (hadits) ini, dan di antara salah satu dari hadits tersebut yang lebih aku yakini adalah hadits Muhammad bin Juhadah yaitu; "Apabila beliau hendak bangkit (untuk berdiri), beliau bangkit di atas kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya."



Shahih Bukhari 4115:



Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya dari Abu Shalih (Dzakwan) dari Abu Hurairah (Shakhr) radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bila imam mengucapkan, 'Ghairil maghdluubi 'alaihim walaadl-dlalliin (Bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat) ' maka ucapkanlah, 'Aamiin', Barangsiapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu."



Bukhari 1127



Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Isa telah menceritakan kepada kami Abu 'Abdush Shamad 'Abdul 'Aziz bin 'Abdush Shamad telah menceritakan kepada kami Hushain bin 'Abdurrahman dari Abu Wa'il dari 'Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; "Kami pernah membaca at-tahiyat dalam shalat, yang dalam tersebut kami menyebut nama dan memberi salam kepada beberapa diantara kami. Hal ini kemudian didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga akhirnya Beliau bersabda: "Bacalah: "Attahiyyaatu lillahi washshalawaatu waththayyibaat. Assalaamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullohi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillahish shaolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh" " (Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan berkahNya. Dan juga semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya"). Karena apabila kalian melakukan seperti ini, maka berarti kalian telah mengucapkan salam kepada seluruh hanba Allah yang shalih yang ada di langit dan bumi".

Sebagaimana semua  tata cara beragama , seperti haji  juga merujuk dari cerita  berantai.



Shahih Bukhari 4015:


Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Abu Ar Rabi' Telah menceritakan kepada kami Fulaih dari Az Zuhri dari Humaid bin 'Abdur Rahman dari Abu Hurairah bahwa Abu Bakr Ash Shiddiq ditugaskan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memimpin satu kaum pada hari Nahar sebelum haji Wada untuk memberitahukan kepada orang banyak bahwasannya; 'Sesudah tahun ini orang-orang musyrik tidak boleh lagi haji dan tidak boleh thawaf di ka'bah dalam keadaan telanjang.'

Hingga cerita2 tersebut sampai kpd kita dan kita ceritakan/ajarkan  kpd anak2,  keluarga,  orang2 lain. Sesuai dg variasi aliran2nya. Yg diarahkan dari masing2 pemimpin2nya 7:3



Tulisan2 Kepahaman sholat tidak banyak yg menelitinya dg sungguh2 murni dari ayat2 AlQuran, sbg paham  penolong diri ? 49:6,  4:94,



25:30 Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".



AlQuran  ahsana tafsiiran  (tafsir terbaik), 25:33 dan AlQuran  ahsana alhadis (hadis terbaik) 39:23, AlQuran  hudan ( petunjuk) untuk manusia 3:138, AlQuran   shiratin mustaqiin (jalan yg lurus/tegak) 17:9, 42:52. Yg selalu kita mohon ditunjuki disetiap bacaan AlFatiha (pembuka). Dan doa alfatiha  tsb    sudah dikabulkan , manusia  diberi tahu jalan lurus tsb yaitu AlQuran  ? 17:9, 42:52. Tapi kebanyakan manusia tidak memahami 6:114-116.



AlQuran sebagai Petunjuk manusia, petunjuk dirikan sholat, sbg  Hadis terbaik, Tafsir terbaik, Jalan lurus, tentu  AlQuran ada pahamnya sendiri yg tersusun   dari ayat2Nya ttg sholat juga terkait tata cara dlm sholat : sujud, masjid, kiblat, masjidil haram, dan waktu2 sholat ? Sbg satu perintah universal bagi semua manusia tanpa pandang paham,  aliran  agama2, krn ketetapanNya nyata berlaku bagi seluruh ciptaanNya.



Bersujud kpd AlQuran 84:21, krn AlQuran adalah petunjuk, maka sujud kpd petunjuk adalah ketaatan kpd petunjuk tsb. Merendahkan nafsu dan  kesombongan diri, meninggikan  pengajaran makna  murni terkandung dlm ayat AlQuran. ?



Malaikat diperintah Sujud kepada Adam bukan kpd fisik manusia Adam tetapi kpd  ruh perintahNya ketika ditiup (ayat2 dipahami, diteguhkan dlm hati)  2:34, 15:29-30, malaikat  menguatkan paham ayatNya  dlm hati manusia 8:12. Sujudnya malaikat kpd RuhNya dlm hati manusia  adalah meneguhkan ayat2 tsb dlm hati manusia. 6:7-9, 8:12



Ayat tsb membedakan yg sujud dan yg tidak sujud yi malaikat yg sujud dan  iblis yg tdk sujud  kpd ayat2Nya.  yg tidak sujud  mereka takabur/sombong kpd ayat2 Nya (diberitahu ayat2Nya tetapi mengambil yg lain), dan kafir (mencampur  paham  ayat2Nya dan selain ayatNya 4:150-151), sujud terkait dg ayat2,  atau membantah kpd ayat2  ? , ruhNya menjadikan penglihatan, pendengaran, rasa  32:9, ruhNya menjadikan dari tidak tahu menjadi tahu kitab (kitab ayat2Nya yg menunjuki jalan selamat 42:52. ), sujud kpd ruhNya, adalah taat kpd ayat2Nya.



Penglihatan, pendengaran, rasa, terkait dg ayat2 terkandung paham? 7:179, 22:46,  shg sujud dimaksud terkait dg ayat2Nya yg terkandung ketetapan dan hikmah yg menunjuki jalan keselamatan ? 43:4, 3:81, 42:52. Sujud kpd ketetapan dan hikmah adalah mematuhi ketetapan dan hikmah, yg berakibat ketika diperbuat.

Yg dilangit dan dibumi sujud kpd Allah , dan penutup (bayangan) diwaktu pagi dan petang 13:15 ayat lanjutannya 13:16 juga berkaitan dg penjelasan perbedaan mereka yg sujud dan tidak  sujud kpd Allah  yaitu mereka berTuhan dg selain Allah (kemusrikan)?


Bayangan krn adanya cahaya  yg tertutupi sebagiannya, ayat2, ruh adalah cahaya, kemusrikan hati  adalah penutup masuknya  cahaya hingga menjadikannya bagian bayang gelap krn tertutupnya hati dg paham lainnya. Terjadinya bayang saat pagi dan petang,  adalah bayang yg arahnya tergantung dari arah  sumber cahaya pagi dan petang.  Bayang itu hanya ikuti  arah cahaya, munculnya bayang gelap  krn cahaya yg terhalang oleh penghalang, dan arah bayang kegelapan hanya tergantung dari arah cahaya dan halangan. Dan Bayang tsb terjadi hanya tergantung dri ketetapan terjadinya bayang, yaitu adanya  cahaya yg  terhalang.  waktu petang akan cenderung  menuju gelap pekat, ketika halangan menutupi semua sumber cahaya. Bayang waktu pagi akan menuju terang, demikian juga  terjadi gelap dan terangnya hati dari cahaya petunjuk 42:52, dan bayang gelap karena tutupan atas hatinya. 63:2-3



17:15 Siapa saja yang telah ditunjuki maka sesungguhnya petunjuk itu hanya untuk dirinya sendiri, dan siapa saja yang  tersesat, maka ia tersesat atas ini (petunjuk dirinya tsb) dan tiada yang menanggung tanggungan orang lain, tidaklah kami mengazab, hingga kami kirimkan satu rasul.



Kenapa petunjuk unt dirinya sendiri? Karena manusia dlm hidupnya diperjalankan , dan dalam perjalanannya manusia dihadapkan pada situasi  yg ia telah paham atau  belum paham/gelap hingga ia   sakit,  kesulitan, kesengsaraan, kesenangan karena kelengahannya/tidak paham/ada penutup hatinya, penghalang masuknya cahaya,  hingga datang gelapnya, yg ia harus hadapi dan tdk  mampu melihat  jalannya, hingga ia celaka/merugi atau ia mampu   melihat cahaya terangnya dlm  gelapnya, hingga ia selamat.



Makna  dirikan sholat dan  waktu dirikan sholat yg terbaca  dari kitab AlQuran adalah  Perintah kpd diri unt memahami ketetapan dan hikmah kehidupan yg terbaca dari ayat2 nyata Allah yg dinampakkan cahayanya, diwaktu yg telah  ditetapkan yi ketika dirinya  diperjalankan dlm gelap, remang,  shg ia dapat melihat terang disaat gelapnya, sbg jalan keluar dari kegelapannya menuju jalan lurus  keselamatannya  dunia dan  akhirnya dibumi yg tiada surut.



Paham tsb tersusun dari hati yg membaca ayat2 yg setiap manusia bisa berbeda2 memahaminya, tergantung ketajaman masing2 penglihatan, pendengaran dan rasa  menyusun pahamnya atas apa  yg dibacakan/dihadirkan/dinampakkan dlm perjalanan hidupnya ketika  gelap, remang hingga terang.



Bacalah dan Dirikan paham, adalah perintah manusia unt mengasah ketajaman penglihatan, pendengaran, rasa, atas setiap ayat yg dibacakan yg memahamkan suatu ketetapan (kitab) dan hikmah (kemanfaatan) petunjuk jalannya disaat gelapnya agar diri terbimbing oleh cahaya yg menyelamatkannya.



Setiap manusia bisa berbeda paham ketika memahami ayat  2:26, atau berbeda paham  membaca ayat bentuk bumi,  atau berbeda paham membaca  tanda2 penyelamatan pesawat boing 737 saat  dilangit 23ribu kaki yg semua mesinnya tiba2  mati, dan waktunya  tertentu dan teebatas......siapa penuntun hati pilot yg mendaratkan pesawat dg selamat, bagaimana hati tsb membaca ayat2Nya, diwaktu yg sangat singkat menghisab  kemungkinan2 ketetapan  sebab akibatnya  hingga hati tsb teguh mendirikan pahamnya unt menyuruh memilih suatu  jalan terang  penyelamatannya, dan ia percaya  ketetapan tsb akhirnya yg akan menyelamatkannya.



Atas  bimbingan ayat2/tanda2  nyata yg dibaca mengukuhkan hatinya membimbing perbuatannya kpd keselamatannya.



Atau seperti halnya perselisihan batin (dua hati dlm diri) seorang yg hidupnya gelap, terpenjara dlm kesengsaraannya, ia membaca  tanda/ayat ketetapan (kitab) sebab akibat atas perbuatan  dirinya, yg kemudian  ia baca, ia dirikan kepahaman atas ayat2Nya  tsb  (dirikan sholat)  yg menyuruhnya  unt menghentikan perbuatan jahatnya....29:45.



17:14 "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu diwaktu kamu menghisab".



Bacalah...96:1-5, 73:20, 29:45



Ayat perintah unt bacalah kitabmu, diikuti dg dirikan sholat....., 29:45 atau ....bacalah kitabmu cukuplah dirimu diwaktu kamu menghisab, 17:14, dibaca kemudian dirikan, dibaca kemudian dihisab, dibaca kemudian  ia memahami dan  menghitung/mengukur apakah akibat hingga ia kemudian  mencegah, atau menyuruh.



Bagimana yg dibaca kemudian menyuruh ke perbuatan ? Krn bacaan ketetapan tsb mengandung petunjuk yg memberi paham , ukuran2 sebab akibat , yg kemudian  didirikan/diteguhkan  dlm hatinya, paham yg memahamkan ukuran2  itulah yg menyuruh, mencegah amalnya.



10:61 Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya (berbuat). Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan dalam kitab (ketetapan)  yang nyata (mubiinin).



Sebab akibat Perbuatan terikat dlm  kitab (ketetapan) nyata, di bumi, dan langit yg nyata.



Mubiinin dipahami sbg sesuatu yg  nyata dibumi dan langit ? 10:61, 26:30, 21:54.



Kita dianggap tidak membaca atau tidak beramal ketika kita tdk berbuat ? Berarti yg dibaca, dibacakan, dipahami  dan diperbuat adalah terkait dg ayat2 yg ditetapkan untuk petunjuk ketika kita berbuat  ? Yg seharusnya  tidak berbeda paham dg yg tertulis dlm AlQuran. Yg nyata diperbuat dan yg didada dipahami dan yg tertulis dlm AlQuran  tdk berbeda.   Yg diperbuat terikat dg kitab (ketetapan) nyata.



Bacaan  adalah iman dan  amal diri kita sendiri ketika diperbuat disaksikan nyata. Zarrah benda ciptaan paling kecil memiliki ketetapan nyata yg tidak dilebihkan dan dikurangkan, demikian juga semua ciptaan termasuk manusia tdk ada yg terliwatkan tercipta dg ketetapan (kitab) yg nyata yg  tidak lebih dan tdk kurang, manusia tercipta dg ketetapan dan hikmah yg nyata, ketetapan dan hikmah  yg nyata ttg jln hidup menuju  bahagia (taman) atau sengsara (api) yg nyata, tiada surut dibumi. 11:106-108.



6:59 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib (tdk terlihat); tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab (ketetapan) yang nyata



Ghaib (tidak nampak)  Kisah2 nyata masa lalu seperti kisah Musa, Isa, Mariam,..juga berlaku ketetapan yg tdk berubah, ketetapan bagi mereka yg mendustakan ayat2Nya. 3:44



Semua ciptaanNya telah ada Ketetapannya nyata, yg didarat, dilaut, daun yg gugur, biji yg jatuh, yg basah yg kering



Didalam kehidupan taman (kebahagiaan) Yg terdengar diantara mereka  hanya  perkataan  keselamatan.... bukan kedengkian,  perselisihan, caci maki 19:62-63,



Amal kita Yg kita perhitungkan/pahami sendiri, shg kita sendiri mengenali  jalan gelap dan  terang atas perjalanan hidup kita, ketika kita sakit, terbelenggu dlm  kesengsaraan hidup, ..... Kesengsaraan terjadi akibat kita kafir (amal kita mencampur pemahaman dari ayat dan diluar ayat), 4:150-152, mengikuti hawa nafsu ,  akibatanya jalan Nya  kabur, gelap tdk bisa melihat terang ayat2 yg telah dibacakan kpd diri kita. Sehingga tiba saatnya sbg akibatnya sengsara tiada surut.



Yg tahu persoalan hidup diri kita adalah diri kita sendiri, unt bisa tahu persoalan hidup kita kita harus  memahami , gunakan penglihatan, pendengaran, rasa dlm hati untuk mengukur yg benar dan keliru, mengukur besar dampak dari suatu sebab, shg terbangun keteguhan hati kita unt berbuat sesuatu yg menyelamatkan kita.



AlQuran  ahsana tafsiiran  (tafsir terbaik), 25:33 dan ahsana alhadis (hadis terbaik) 39:23, Quran juga mengatakan   hudan ( petunjuk) untuk manusia 3:138, AlQuran mengatakan  shiratin mustaqiin (jalan yg lurus/tegak) 17:9, 42:52. Yg selalu kita mohon ditunjuki disetiap bacaan AlFatiha (pembuka). Dan doa alfatiha manusia   sudah dikabulkan , manusia  diberi tahu jalan lurus tsb yaitu AlQuran yg seharusnya tdk berbeda paham dg kitab (ketetapan) diri ? 17:9, 17:14-15, 42:52.



Persoalan diri kita adalah  diri kita sendiri yg tahu dan tahu bgmana jalan keluarnya, bagaimana kita tahu jalan lurus sbg jalan keluar dari persoalan diri? Yaitu Ketika hati membaca tanda2 yg dibacakan, dlm setiap jangkauan waktu,  penglihatan mata hati kita.



Susunan ayat2 tentang sholat  dari hasil penelusuran dari AlQuran  memiliki  makna yg dekat dengan  "dirikan kepahaman ayat2Nya dlm hati "  agar dengan kepahaman yg diteguhkan  dlm  hati tersebut,  hati memahami ketetapan dan hikmah kehidupan , mampu mengukur (hisab) yg benar dan salah, adil tidak adil,  yg manfaat dan tdk manfaat,  membimbing kpd   perbuatan ke jalan lurus , penengah perselisihan,  adil, jalan  kebahagiaan, keselamatan, pada akhirnya, proses  dari gelap ke terang tiada surut (kekal).



Dirikan Sholat = dirikan bangun paham ayat2Nya, = teguhkan  paham ayat2Nya dalam hati, makna tersebut terbantuk/terbangun ketika kita memaknai ayat2 yg terkandung makna sholat dari AlQuran bahwa sholat  :



-  mencegah perbuatan tidak bermoral dan melawan 29:45,



- mengajarkan yg manusia tidak tahu 2:238-239



- menyuruh unt mengatakan tinggalkan  paham  nenek moyang 11:87



- sholatnya penolongnya 2:45



- sujud kpd AlQuran bukanlah sujud badan kpd AlQuran, tetapi sujudnya/taatnya  batin dan perbuatan kpd ketetapan dan hikmah terkandung dlm AlQuran 84:21



- didirikan/diteguhkan diwaktu gelap, remang (matahari surut, terbit), agar menjadi terpuji 17:78-79



- sholatnya  untuk mengingat Allah 20:14,  yg diingat tentu bukan sekedar kata " Allah" tetapi  adalah paham ketetapan dan hikmah dari Allah  43:4, bersumber dari ayat2Nya 7:179, 22:46, dari yg  dibaca dan dipahami 29:45



- sholatnya menggunakan petunjuk  dari AlQuran 2:2-3, 27:1-3,



- jangan sholat dimasjid   (tempat sujud/taat) kemudharatan,  kekafiran, dan kemusrikan   9:107-108



- sholatnya didalam tempat sujud/taat (masjid) yg dibangun sejak awal dg  dasar takwa, yang  akan membersihkan hatinya dari paham kemudhararan,  kekafiran, kemusrikan,  membangun  keimanan dlm hati , bukan bangun keraguan hati 9:108-110.



- sholatnya menjadikan manusia berbuat kebajikan,   benar dan bertakwa 2:177



- sholatnya  menyadarkan dirinya atas apa yg ia ucapkan 4:43



- ketika berjalan  dimuka bumi, tidak mengapa  sholatnya dipersingkat (pahamnya  disamarkan), jika ia kawatir orang2 kafir hendak memaksa memalingkannya 4:101, krn mereka  bahkan ingin  membunuhmu, dan  langkahmu terhenti selamanya 18:20



- sholatnya ketika memimpin  bersama mereka orang2 kafir dan orang kafir itu diperkuat (dipersenjatai) dg ayat2Nya dan ia sujud/taat kpd ayat2Nya,  maka mereka akan berada dibelakangmu (mengikuti kepahaman barunya), kemudian  datang   orang2 grup lainnya  yg belum sholat unt dirikan sholat bersamamu, jangan lalaikan ayat2Nya (persenjataannya) , ingatlah selalu/jangan lalai (letakkan), kelalaianmu akan ayat2Nya menjadikannya rintanganmu (hujan) atau sakit 4:102, 73:20



- ketika sholatmu   teguh  , ingatlah setiap saat, unt  melandasi hidupmu, pendirianmu, kedudukanmu, pendamping/pembimbingmu,  ketika berada ditepi (ambang kepahaman/keraguan, dua tepi siang, tepi jurang kecelakaan)  22:11, 11:114, 9:109 dirikan sholat, sholat ditetapkan waktunya bagimu 4:103



- Sholatnya di bayt (rumah) hanya siulan dan tepuk tangan , 8:35, sbg sesuatu yg tidak bermakna , pahamnya tdk terbangun sebagaimana bangun rumah (paham) yg dibacakan atas dasar ayat2 nyata, yg dibacakan dari perjalanan hidupnya. Rumah tempat sujud (masjid) yg dibangun dg pondasi takwa lebih layak unt dirikan sholat (dirikan paham atas dasar ayat2 nyata bagi keselamatan  dirinya) 9:107-110

Ayat2 tersebut menyusun bangun paham bahwa sholat adalah suatu paham, paham yg didapat dari ayat2Nya yg menyusun suatu keimanan/keteguhan hati berupa ketetapan (kitab) dan hikmah (kemanfaatan) kehidupan, yg ada dlm hati  untuk memerintah diri beramal kebajikan, bukan berpandangan barat/timur 2:177. Atau hal yg sia2 8:35



Sebagai tafsir, AlQuran tentu tidak akan  menyesatkan manusia, asalkan dlm pemahamannya ditunaikan dg hati yg bersih (tunaikan zakat) tanpa riba (ditambah) , keberagaman tafsir karena manusia itu sendiri yg memperbedakan,  berselisih dan saling membenci atas perbedaannya, krn kehendak nafsu diri yg menutupi cahaya dari Nya



Jika kita  taat kpd Allah, yg menurunkan  ayat2Nya
maka dlm menafsir kata yg terkandung dlm AlQuran itu sendiri  sepantasnya   mengikuti tafsir dan hadis dari ayat2Nya itu sendiri  apa adanya, tanpa ditambah dan dikurang. Dan manusia saling bertukar pikiran tanpa dengki,  memaknai ayat2Nya dan mencerna  yg lebih dekat dg yg benar menurut penglihatan  hatinya masing2, diantara mereka berkata hal yg memahamkan keselamatan (salaam)  Dan kemudian Manusia menjadi saksi pelaku kebenaran atas ketetapan dan hikmah yg ia baca dan pahami, baru ia dianggap membaca. 10:61



Membaca makna AlQuran melatih  kepekaan hati (penglihatan, pendengaran, rasa) membaca tanda2 dan kiasan yg tersusun dlm bacaan. Bacaan yg paling berkesan dlm hati unt  mengenali ketetapanNya  ketika diri menjadi pelaku/saksi atas kebenaran atau kekeliruannya. 31:32



Sepertihalnya manusia membaca  perjalanan kehidupannya, diperlukan belajar dan latihan  mengenali    tanda2 yg dibacakan  atas kehidupannya ketika ia gelap, remang. Shg manusia makin mampu mengendalikan perjalanannya sendiri membimbing  hidup bahagia krn  cahaya penerang.



Topan adalah utusan wujud angin untuk suatu urusan.



Tsunami adalah gelombang besar utusan wujud air laut untuk suatu urusan......7:133,



6:59 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata



Memaknai ayat tersebut, disetiap jangkauan penglihatan, pendengaran dan rasa setiap hati,  terdapat tanda2 yg  dibacakan oleh para utusan (rasul) dari Allah dlm berbagai wujudnya,  menunjuki jalan hidup setiap diri, shg  Dia perintahkan kpd setiap manusia bacalah ketetapanmu (kitabmu),  dirikan kepahaman ayat2Nya yg dibacakan para utusan , krn  pahamnya mencegahmu, menyelamatkanmu dari api  29:45, 39:71



AlQuran adalah utusan (rasul) wujud perkataan, unt suatu urusan, pemilik kekuatan, kedudukan aman   81:19-21. Kekuatan, kedudukan aman,  tentu ketika bacaan tsb dipahami dan diamalkan oleh manusia  dimuka bumi, hingga manusia berkedudukan tinggi/mulia, aman dari azab,  tercipta bumi yg damai, penuh rahmat, kemurahan, kemaafan, kemanfaatan,  kemuliaan,  kebahagiaan,....



Ketika perkataan ayat2  itu dinyatakan melalui mulut  manusia, maka rasul itu bukan dari diri manusia tsb  tetapi adalah perkataanNya yg dinampakkan/dibacakan. Ketika rasul  tdk menyampaikan  ayat2Nya, maka ia tidak sedang mengerjakan amanat 5:67.



Bhw hati memahami ayat2, 29:49, 7:179, rasul menyampaikan ayat2, 5:67, ayat2 itu sendiri utusan dlm  wujud perkataan  81:19-21,  maka dpt dimengerti rasul  ada diantaramu, 2:151, 39:71, 3:101 atau rasul  dari dirimu sendiri  9:128,   adalah  ayat2 yg dipahami dlm hati  yg menunjuki jalan  ke kehidupan janah/kebahagiaan/keselamatannya



Muhammad adalah rasul Allah, ketika perkataan yg disampaikan  dari Allah, bukan dari dirinya sendiri, penutup hati para nabi (pemberita) dari paham kemusrikan 33:40, 5:67, 10:15, 6:50, penutup dimaksud adalah ayat2 Allah itu sendiri, yg menutupi hati para pemberita dari masuknya paham kemusrikan, kemudharatan, kekafiran.



AlQuran mengatakan bacaan kitab tsb ada dlm dada, tentu ketika ayat2 dibaca dan pahamnya masuk dlm hati. Ayat wujud perkataan atau wujud kejadian tanda2 dimuka bumi. 2:164, 17:12-15, 7:179, 22:46, 29:49.



Bacalah dg nama Tuhanmu. Yg mengajarmu dg perantara kalam  (pena). 96:1-5, 31:27. Pena adalah  alat sbg perantara unt menulis suatu bacaan,  yg dapat dibaca dipahami.



3:101 Bagaimanakah kamu  menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.



Perjalanan hidup, keselamatan, atau kesengsaraan  jika dituliskan akan menjadi bacaan, bacaan yg memberi tanda2 berlakunya ketetapan (kitab) sebab akibat dan hikmah/kemanfaatan dari Nya 3:81, 17:14-15, yg seharusnya tidak saling beda/berselisih paham  krn bersumber dari Satu sumber. Perbedaan krn faktor diri  manusia. Kitab amalmu, kitab AlQuran, Kitab nyata  seharusnya  sama, tdk beda. Semua jalan yg kita lalui dibumi telah ada ketetapannya. Banyak  Jalan menuju roma, jika yg dituju seolah seperti roma, bukan roma yg sesungguhnya , maka ia mengambil jalan menuju yg seperti roma tsb, dan  jalan yg ditempuh membelokkan dirinya, hingga ia   tdk  sampai ke roma. 14:1-4, 1-1-7



Jika membaca AlQuran,  yg diturunkan kpd nabi, bhs Arab nabi diperintahkan hanya menyampaikan AlQuran , menyuruh nabi unt  mengatakan kpd kaumnya  agar manusia senantiasa mengajarkan kitab (ketetapan) dan mempelajari kitab. 3:79, 5:67. Dlm AlQuran  diberitakan bhw Nabi menerima wahyu,  ruh yg menjadikannya    tahu kitab dan iman   42:52-53. Nabi hanya mengikuti wahyu  (AlQuran/bacaan). Jika rasul menyampaikan AlQuran, maka  sbg manusia yg taat kpd rasul  adalah  mempelajari yg disampaikan rasul yi AlQuran itu sendiri dan mentaati isi kandungan AlQuran, yg mengandung ketetapan (kitab) dan hikmah (kemanfaatan), shg dapat dimaklumi kenapa nabi, orang2 yg diturunkan kitab kpdnya tidak menulis sendiri kisahnya   sendiri, dan tidak menyuruh manusia mengabdi kpd tulisan2nya sendiri ,   krn nabi (pemberita) hanya diperintah unt menyampaikan  ayat2 Allah ketika perkataan/ilham  itu datang kepadanya,  dan supaya ia mengatakan kpd manusia unt selalu  mengajarkan dan mempelajari kitabnya sendiri  sbg kitab nyata bagi pembimbing  jalan hidupnya 3:79, 5:67, 17:14, 10:61



Sbg manusia yg mentaati Allah dan rasulnya adalah mentaati ayat2 Allah itu sendiri,  Allah menurunkan ayat2Nya  dan rasul menyampaikan ayat2Nya. 3:132, 4:59,   4:150-151

Dan diberitakan dlm AlQuran mereka memperbedakan Allah dan rasul, mengambil ayat  sebagian sebagian dan mencampur keduanya. 4:150-152, 45:25



Menjadi pertanyaan diri, Kenapa tidak baca AlQuran langsung, bukankah bacaan itu yg dulu juga dibaca dan dipelajari nabi dan diperintahkan kpd nabi untuk mengatakan kpd manusia unt mempelajarinya. Sbg  Sesama manusia, yg diciptakan Tuhan yang Satu,  manusia yang juga punya hati (penglihatan, pendengaran dan rasa),  dan hati yg diperintah unt memahami ayat2Nya, 7:179,  tentu yg bisa mengerti isi bacaan itu tdk  hanya satu orang ? Tapi seharusnya dg hati itu manusia menggunakannya untuk mengenali ayat2Nya. Unt apa bacaan itu ditulis , dan terpelihara dlm waktu yg panjang klo tidak untuk dimengerti isinya oleh orang2 yg membacanya.



Perintah  yg mestinya ditaati  setiap manusia unt menyusun  makna2 AlQuran  dari susunan ayat2 AlQuran itu sendiri? Dan Mendirikannya dalam hatinya.  AlQuran induk kitab, tinggi  hikmah  43:4



Seperti halnya  belajar memahami  "google" , kita sering mendengar  orang mengatakan cari saja di google, bagi orang yg tidak pernah memahami google dari tanda2 yg terbaca dari google akan gelap mendengar kalimat tsb.



Karena ia tdk mengerti  google maka ia mengalami kesulitan dalam mencari bagian informasi yg dibutuhkan  didalam  lautan informasi. Tetapi bagi yg paham ttg google akan tahu jalannya.



Pemahaman bertumbuh terbangun  sbg pemahaman baru,  lebih  dipercayai krn bersumber dari ayat2 kitab  yg dulu juga dibaca dan dipelajari nabi. Yg tdk berbeda dg kitab nyata kehidupan sepanjang waktu.



Bagaimana kita tahu yg kita pahami adalah benar. Tidak seorangpun tahu seberapa ukuran kebenaran kita, atau ukuran  kegelapan kita (1/3, 1/2, atau 2/3 gelap). 73:20. Kecuali kita mengetahuinya  mengukurnya  dg ayat2Nya itu sendiri yg menunjuki yg lurus 75:16-19, 16:9, 27:59-63



Ketika batas  suhu  tubuh normal  ditandai dg tanda 27 derajat C, maka  ketika  suhu tubuh kita menunjukkan tanda  39C, kita tahu bahwa tubuh kita benar  sedang  sakit ketika terbaca tanda 39C. Sakit dan normalnya tubuh diukur dari tanda2 yg ditunjukkan oleh ketetapan tanda2  suhu  tubuh itu sendiri dari Nya. Ketetapan kaitan tanda suhu tubuh dan sakit tersebut bukan dari manusia, manusia hanya tahu dari tandanya/ayatnya.



Maka atas  ketidaktahuan manusia diberi ruh dlm hati unt dapat melihat, mendengar, merasa, mengukurnya (menghisab) atas tanda2 mengenali pola ketetapan dan kemanfaatan unt  mendekat  kepada yg lebih dekat dg yg benar, yg akan memberinya petunjuk jalan terang kpd ukuran  kebahagiaan hidupnya yg tiada surut/ kekal. 7:179, 32:9, 42:52, 26:192-196



Yg diperintahkan kpd nabi  adalah agar nabi  mengatakan kpd manusia unt  selalu mengajarkan  dan mempelajari kitab, tidak menyuruh manusia mengabdi kpdnya 3:79.



Dalam syahadat/kesaksian  yg diperintahkan kpd nabi  sbgmana hadis dari Quran, 6:19 dinyatakan  bahwa dengan AlQuran itu ia memperingatkan kpd kaumnya dan kpd mereka yg sampai kpdnya AlQuran. Hendaknya manusia dlm bersyahadat juga  mengikuti 6:19



Shg AlQuran/bacaan ayat itulah  yg dikabarkan nabi sampai kapanpun. Yg dinyatakan dlm ikrar janjinya  dlm  bersaksi unt dimengerti dan diperbuat.



Nabi tidak membuat sendiri hadis dari dirinya   sendiri, ia hanya mengikuti yg diwahyukan dari Tuhannya 10:15, dan  AlQuran adalah  wahyu dari Tuhannya ketika bacaan tsb dibaca dipahami dlm hati menjadikannya ruh perintahNya, yg menyempurnakan/mempertajam  penglihatan, pendengaran, rasa , hingga ia sendiri melihat jalan lurus hidupnya, pembimbing jalan menuju kebahagiaannya 42:52, 32:9



Waktu2 sholat yg diberitakan dlm Quran  sbg waktu gelap malam, dua tepi siang,  adalah waktu   dimana yg  gelap, remang,.. bukan waktu dlm pengertian  jam/posisi matahari, tetapi waktu tsb kiasan disaat hati kita gelap, masih samar/bimbang, waktu ketika  tidak memahami bhw  sesungguhnya segala  sesuatu yg terjadi atas penciptaannya  berlaku hukum  ketetapan sebab akibat dan hikmah/ kemanfaatan yg membimbing/menunjuki jalan keselamatan/kebahagiaan.



Jika dirikan sholat dipahami sbg dirikan paham dlm hati (keteguhan hati pada suatu paham) maka saat unt mendirikan/meneguhkan kepahaman dlm hati adalah diwaktu hati itu gelap,  tidak memahami, krn jika tidak dilakuan kepahaman tsb manusia seperti berjalan dikegelapan malam tanpa cahaya  bulan , akan berakibat bagi diri manusia itu sendiri, terjatuh, celaka, yg dapat berupa sakit, atau  terbelenggu dlm  kesengsaraan ,......bahkan kebinasaannya.



Pemahaman  tsb rasanya menjadi lebih dapat dipahami, memiliki  keterkaitan  proses berkelanjutan yg  saling menguatkan, saat memaknai rangkaian kalimat2 Quran yg mengandung kata sholat, dan istilah2 lain yg sering disebut bersamaan/berpasangan  dg sholat, seperti bacalah,  dirikan sholat dan tunaikan zakat, kiblat, masjid, ruku, sujud,.....



Kalimat di 29:45,  bacalah apa yg diwahyukan  (diungkapkan) kpdmu yaitu  ketetapan (kitab), dan  dirikanlah sholat , sholat mencegah perbuatan tdk bermoral dan melawan....

Akan menjadi mudah dimengerti sbg suatu proses yg logis universal berlaku bagi semua umat manusia, berurutan bhw unt meneguhkan suatu paham diawali dg membaca, yg dibaca adalah sesuatu yg memahamkan  dan sesuatu yg dipahami  itu bersumber  dari tanda2 yg terungkap melalui mata hati (penglihatan, pendengaran dan rasa).



Keteguhan paham itu akan menyuruh unt   mencegah.....shg ia terselamatkan dari akibat buruknya.

Ketika   pendirian suatu paham itu teguh maka juga mudah dipahami makna ruku dan sujudnya sholat, sbg ketundukan/kerendahan  hati atas paham tsb dan kesujudan/ ketaatan hati  kpd paham tsb. Shg paham tsb menjadikannya dorongan untuk berbuat, membimbing kpd  amal soleh. Jika tdk tunduk merendah , taat, kpd paham tsb maka ia menjadi pembantah dan berbuat tidak bermoral, yg berakibat kpd kerusakan yang  membahayakan dirinya atau lingkungannya, bahkan dlm skala luas  kerusakan tatanan kehidupan dimuka bumi .



Dan menjadi dimengerti  ketika dikatakan  semua penciptaannya yg dilangit dan dibumi juga sholat ketika makna sholat dari Quran yg  dibaca memberi makna kepahaman yg didirikan dlm hati atas ketetapan dan hikmah  3:81.

Burung, bumi, bulan,.....semua yg  tercipta sholat (paham) dan bertasbih (memuliakan) atas suatu ketetapan dan hikmah penciptaannya.....



Tunduk dan sujud kpd   ketetapan dan hikmah. Ketetapan dan hikmah itulah tempat sujud atau masjid, masjid terlarang bagi kemusrikan (masjidil haram), rumah  (bait) yg aman dari azab,

Atau menjadi tempat sujud (masjid=tempat sujud), atau tempat  wajah menghadap atau pandangan  hidup atau kiblat sholat.



Musa bersama saudaranya mengajak  kaumnya orang2 Mesir untuk menetapi rumah (bangun paham), menjadikan bangun paham tsb  kiblat (arah pandang) dirikan sholat (dirikan paham/keteguhkan hati),  kabar gembira (paham yg mengajarkan jln kebahagiaan)  10:87



Burung tahu sholatnya dan tasbihnya, maka ia terbang dg mengembangkan  sayapnya, bukan terbang dg melipat sayapnya, atau dg melawan melakukan hidup di darat saja tanpa terbang, atau mencoba ketika dilangit tdk mengembangkan sayapnya, maka ia akan jatuh,  dan burung memuliakan ketetapan dan hikmahnya menjalankan perannya sbg burung dg taat.



Matahari, bumi, bulan juga tahu sholatnya dan tasbihnya, tdk lengah atau melawan  memperlambat rotasi, atau jalan2 keluar dari garis edar.... Yg dpt merusak ketetapan dan hikmah   penciptaan  alam semesta .....?



24:41 Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui  sholatnya dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.



Semua penciptaanNya mengetahui paham   ketetapan dan kemanfaatan  penciptaannya, dan memuliakannya (memerankan keberadaannya  sebagaimana ketetapan dan kemanfaatannya)



Kenapa yg didirikan itu kepahaman atas ketetapan dan hikmah ?   Karena dg memahami ketetapan dan hikmah yg terbaca dari tanda2 yg ada dimuka bumi,  manusia dpt memelihara amanat atas  penciptaannya yaitu memelihara dan  menghadirkan rahmat kehidupan bahagia/taman/janah dimuka bumi.

Yg diungkapkan (diwahyukan) , yg dibacakan, yg ada dlm bacaan (bacaan=Quran) adalah kitab (ketetapan) dan hikmah (kemanfaatan) 62:2, 43:4.



Seluruh penciptaanNya terikat dg ketetapan dan hikmah yg dapat dibaca dari tanda2nya/ayat2nya.

Pada air berlaku ketetapan air (archimedes), atau berlaku ketetapan2 bagi yg lain  newton, gravitasi,....yg diformulasikan/dipolakan  dari tanda2/ayat2 yg terbaca dari bacaan (Quran) dimuka bumi  22:46, 7:179

Dikatakan  bhw manusia  paling banyak membantah 18:54.... tdk mengemban amanat ....disebut dlm 33:72 sbg  zalim dan bodoh.....krn manusia lengah tdk menyimak bacaan kitabnya sendiri hingga ia tdk dpt menghisab dirinya sendiri. 7:172, 17:14.



Pemahaman zalim, bodoh, sholat dan tasbih tsb  terjadi dlm keseharian  kita   yg mungkin tidak kita sadari karena kegelapan hati kita, tanpa sadar telah  melakukan zalim dan kebodohan (ketidak tahuan) atau mungkin  kadang kita  sholat dan bertasbih tanpa tahu bhw yg kita lakukan tsb sholat dan bertasbihnya manusia,  seperti juga  burung, bumi, bulan, dan semua penciptaanNya. Mereka tahu sholatnya dan tasbihnya 24:41



Perintah sholat dlm AlQuran memberitakan adanya perintah kpd diri manusia  menjalani  suatu siklus  proses   agar manusia dari keadaan   gelap ke fajar (tidak paham ke paham), sengsara ke bahagia....tdk manfaat ke manfaat, kebinasaan ke keberkahan,.... zalim, bodoh kpd kebaikan, kepahaman....? Yg semuanya sebenarnya terikat dlm ketetapan sebab akibat dan kemanfaatan/hikmah

Air terikat ketetapan archimedes memberi hikmah kapal yg dapat mengangkut perjalanan benda2  diatas air...., sholatnya air adalah kepahamannya akan  ketetapan dan hikmah sebagai air, bertasbihnya air adalah memuliakan ketetapan dan hikmah Nya,  memelihara ketaatannya mengemban amanat ketetapan dan hikmah  sbg air.



Perjalanan malam kemuliaan hingga fajar (proses penyadaran dlm perjalanan gelap seorang manusia), hingga terang seterang 1000 bulan dlm gelap malamnya bumi, sbg kiasan terangnya  jalan2 dimuka bumi dlm kegelapan malam  yg tdk semua org dpt melihatnya bahkan bisa jadi  tiada  cahaya  satu bulanpun meneranginya, sebagaimana penglihatan yg  buta,  kecuali kpd org yg disusunkan bacaan kehidupan gelapnya yg dg niatnya  ia mau membaca  tanda2nya dg mata hatinya  hingga penglihatan hatinya terang menjalani kehidupannya ? al qadr 97, 27:62-63



Setiap orang punya pahamnya masing2 ketika membaca bacaan kehidupannya,  Allah tahu tingkat kepahaman bacaan yg kamu dirikan  dlm hatimu,  Dia yg menetapkan ukuran gelap/siang (1/3,1/2, 2/3 paham /tdk paham dlm hati seseorang) ,  hingga atas kegelapannya seseorang bisa mengalami sakit/kesengsaraan  dlm  perjalanan hidupnya, menuju proses perjalanan penyadarannya, penyelamatannya 73:20, Allah tahu, shg Dia  memberi tahumu melalui ayat2Nya ukuran2 gelapmu. Sebagaimana gelap terangnya siang malam, membuatmu mampu menghisab 17:12-15, 24:39-40, cara Allah memberitahumu  42:51-53



Ilustrasi pemahaman dirikan sholat sbg bagian proses hidup bahagia  mungkin dapat  terbaca dalam perjalanan kehidupan gelap ke terang  dari seorang    Anton Medan yg dapat kita saksikan  dari  wawancaranya dg Peter Gontha  dari 4 link dibawah yg diupload di youtube 5 th lalu, yg jika dibaca bacaan /perjalanan hidup  tsb seperti   membaca bacaan  siklus proses perjalanan manusia   yg diberitakan  dlm AlQuran.



Bacalah yg dinampakkan kpdmu ketetapan - dirikan sholat-sholatmu mencegah-ingatlah Allah krn Dia Mengetahui yg kamu perbuat, 29:45 .....ketika kamu berbuat....Dia memberitahumu .... bacalah......

Membaca  bacaan yg dibacakan kpd  Anton Medan yg sebelumnya ia berada dlm waktu gelap (1/2 gelap,1/3, atau 2/3),   saat dimana telah ditetapkan waktunya  bagi Anton unt  dirikan sholat, dirikan  kepahaman dari tanda2 Nya  diwaktu gelapnya sbg suatu proses penyadaran.  Mengenali ketetapanNya yg Dia ungkap /dibacakan dari bacaan perjalanan gelap hidupnya. 73:1-20, 4:103, 2:238.

Dirikan sholat (dirikan kepahaman atas tanda2/ayat2 yg dibacakan) yg  telah ditetapkan waktunya.....yaitu sewaktu dirimu gelap tidak paham 1/3,1/2 atau 2/3 dan diwaktu dua tepi siang  (subuh/maghrib/masih remang) 11:114



Bacaan yg dibacakan dlm proses perjalanan kehidupannya,  ia dirikan kepahamannya  dlm hatinya,  menjadikannya iman/keyakinan yg selalu ia ingat,  yg kemudian  membimbing kpd amal solehnya ? 17:12-16, 96:1-5, 29:45, 73:4, 96:1,



Dlm 29:45,  terbaca sebuah proses berkait  berkelanjutan ..... bacalah  atas pengungkapan  ketetapan (kitab) yg dibacakan dri bacaan  kehidupanmu, atas kepahaman yg didapat dari bacaan ketetapanmu (kitabmu) tsb, dirikanlah kepahamannya  (sholatnya) dalam hatimu, jadikan kepahaman itu cegahan thdp perbuatan tidak bermoral  dan melawan yg ada pada  dirimu.



Ayat 29:45 semacam susunan proses saling berkaitan satu dg lainnya  mulai dari membaca hingga bacaan tsb dimengerti didirikan/diteguhkan dlm hati,   menjadikan iman yg membimbing kpd amal soleh (perbuatan baik). Sebagai proses berkelanjutan yg akan semakin membuka pengetahuan manusia menghadapi persoalan hidupnya, sbg jalan kembali kpdNya.



Prosesnya  diperinci  dlm satu surat di  73:1-20, yg berulang 2x tersebut diayat terakhir dinyatakan agar  membacanya agar  mulai dari yg mudah (bertahap/berproses). Krn kepahaman  tdk bisa sekaligus  25:32. Shg sekolahpun bertingkat2 kelas...? Belajar sesuatupun  mulai dari 0 /dari tidak tahu menjadi tahu karena  cahaya bacaan...? Dari gelap ke terang cahaya 42:52.



Menarik di file video 3/4  ada pertanyaan istrinya yg mengusik hatinya yg  ia sulit menjawabnya (pertentangan batinnya), yg kemudian ia jawab dg surat sbg ungkapan  isi hatinya unt menjawab sendiri pertanyaan istrinya tsb, yg kemudian  ia cari sbg  perjalanan malam kemuliaannya (proses penyadaran dlm perjalanan gelapnya)  hingga ia fajar (paham) ? Saat disusunkan  perjalanan gelap menuju kesadarannya yg mengantarkan perjalanan kebahagiaan  hidupnya  97:1-5.



Mungkin jika Anton  ditanya apakah jalan yg ia jalani sekarang lebih  terang sbg jalan kebahagiaan hidupnya ? Mungkin jika ia ingin kiaskan akan mengatakan seterang berjalan  dikegelapan malam yg diterangi 1000 cahaya bulan. Seperti terungkap berkali ia mengatakan saya sekarang bahagia sekali.....artinya jalan menuju kebahagiaan itu baginya telah terang shg  dpt ia lalui dan akhirnya ia capai kebahagiaan tsb ....? Krn  ia percaya kpd jalan akhir tsb.



Disesi penutup 4/4, ada 3 point pesan  yg mungkin menarik unt disimak ? :
- niatkan yg kuat
- ikhlas lakukan karena Allah
- siap kecewa krn yg dihadapi manusia, akan siap kecewa, jika yg dilakukan karena Tuhan

Ia kemudian menjelaskan suatu ketetapan sebab akibat dan hikmah/kemanfaatan : Menanam kejahatan hasilnya kejahatan, menanam kebaikan hasilnya kebaikan, yg dapat memberi manfaat kpd umat manusia.

Ketiga hal tsb yg diungkapkan diatas juga terkandung makna 3 hal  dlm 2:62, Siapa saja beriman kpd Allah, percaya pada hari akhir (akhir dari akibat yg ia perbuat), berbuat kebaikan (amal soleh) maka ia tidak kawatir dan tidak bersedih.



Dan Dalam perjalanan hidupnya ia mendapatkan kepahaman yg ia teguhkan dlm hatinya  :  ketetapan dan hikmah.



2:269 Allah menganugerahkan al hikmah  kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, ia benar-benar telah diberi kebaikan  yang banyak. Dan tidak mengingat  kecuali  orang-orang yang memikirkan kemanfaatan penciptaanNya (ulul albab)



Siapakah Ulil albab ? Orang2 yg selalu membaca tanda2 Nya, selalu mengingatnya   dlm berbagai situasi,  memikirkan kemanfaatannya  atas  penciptaanNya , sehingga ia memahami banyak hal yg akan memeliharanya (membimbingnya) terhindar dari kesengsaraannya.



3:190 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat ayat (tanda tanda) bagi ulil albab.



3:191 (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia (bermanfaat), Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.



AlQuran (bacaan)  ayat2 nyata yg memberi ilmu  dlm hatimu/dadamu  ?. 29:49.



Ia taat unt beriman dan amal soleh, ia peroleh kebahagiaan (taman/janah) pada  akhirnya.... bukan terpenjara dlm kesengsaraan/api/naar, yg tiada surut (kekal) sepanjang hidupnya dibumi ? 11:106-109, 2:82,



Dirikan sholat (dirikan kepahaman ayat2Nya yg dibacakan ke dlm hatinya) , tunaikan zakat (tunaikan dg bersih/tanpa riba/ditambah2),  hingga bertumbuh iman , sbg  pembimbing amal soleh, siklus proses  berulang  dlm perjalanan hidup, (.....proses berkelanjutan  beriman, amal soleh, dirikan sholat, tunaikan zakat,... beriman,  amal soleh, dirikan sholat, tunaikan zakat,... dst......)  sbg  siklus rantai  proses kehidupan diri manusia,  satu proses dg proses  lainnya saling berkaitan berurutan, sbg proses perjalanan  menuju kebahagiaan tiada kawatir dan bersedih (jalan yg  lurus) , cahaya terang ? Allah menumbuhkan kebenaran (sedekah) dan memusnahkan riba (tambahan kepahaman  diluar tanda2  dariNya) ? 2:276-277



Sedekah bermakna kebenaran ? https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tzedakah



Zakat , dari 18:74, 18:81, 29:13, 19:19, ...maknanya  berkaitan dg  nafsan (nafsu diri) yg bersih/murni/suci/ krn mengikuti kata hatinya yg dipahamkan dari tanda2 yg dibacakan. Tunaikan zakat berpasangan dg dirikan sholat, tertulis setelah kalimat  dirikan sholat, bermakna dirikan paham tunaikan dg bersih, murni, suci. Agar pahamnya tdk bercampur dg tambahan (riba), tunakan zakat bukan perbuatan amal soleh memberi harta,  krn di 2:277 kedua kata tsb secara bersamaan  terangkai dlm satu ayat yg tentu punya makna sendiri dan saling berkaitan.



Beriman dan amal soleh, dirikan sholat dan tunaikan zakat.



Beriman, beramal soleh, dirikan sholat dan tunaikan zakat , keempat istilah  tersebut terungkap dlm satu ayat .....:2:277. Sbg kesatuan proses yg saling terkait dan berkelanjutan, menuju dari kawatir dan bersedih menuju  tidak kawatir dan tidak bersedih.  Diawali dg iman yg awalnya sedikit atau tidak iman, dirikan sholat, yg ditunaikan dg bersih tanpa tambahan/riba, akan menjadi bertumbuh iman, yg  membimbing amal soleh....berulang sbg siklus proses dirikan sholat, tunaikan zakat, beriman dan beramal soleh....maka tidak kawatir dan tidak bersedih. Sbg bertasbihnya manusia sbg manusia.....? Sbg garis edarnya manusia dlm perjalanan hidupnya, yg gelap, remang, hingga fajar, ....gelap, remang, fajar, hingga fajar pada akhirnya, menuju jalan kebahagiaan tiada surut.



42:52 Dan demikianlah Kami wahyukan (ungkapkan) kepadamu ruh (penglihatan, pendengaran, rasa) atas perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (ketetapan) dan tidak pula  iman, tetapi Kami menjadikan itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.



42:53  jalan Allah bagi segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.



Perjalanan dari gelap ke terang  yg diperbuat  Anton Medan di dunia dan  akhirnya ia temukan jalan kebahagiaannya yg  tiada surut/tiada kembali kpd hidup gelapnya.



1/4
https://youtu.be/Lrny3dzYRn4

2/4
https://youtu.be/G8zdiFAj_vM

3/3
https://youtu.be/foW0RUab2Uc

4/4
https://youtu.be/TZ0CwaUiVEY



Video ini mungkin juga menarik bagaimana Allah  membacakan  ayat2Nya  yg menunjuki jalan keselamatannya disaat kesulitan , ketika  gelapnya yg mengancam dlm keterikatan ketetapan dan waktu ? Bagaimana kesadaran  keberserahan dirinya yg sangat kuat, disaat ia diujung rasa  ketidak kuasanya dirinya, dg kesadaran yg kuat bhw pd akhirnya   tiada penyelamatnya kecuali pertolongan dari Allah, telah  membuka kepekaan mata hatinya membaca tanda2 yg dibacakan dan ia membacanya,  yg memahamkan dirinya  membuat perhitungan hingga menjadikannya  bisikan  membimbing  jalan yg  terang menuju  penyelamatannya.....? 114:1-6

Dlm video tsb ia berkata



....Saya hanya pasrah ikhlas....

mayday....mayday..... Mas mayday mayday  sama siapa ? Semuanya sudah mati ....kemudian ia takbir....mengajak  berdoa....dan kembali konsentrasi membaca tanda2 yg dibacakan mendirikan pahamnya , ukuran2 sebab akibatnya, hingga pahamnya menyuruh membimbing amalnya unt penyelamatannya ....?, proses   29:45.



31:31-34



https://youtu.be/NwV7cY8uSCk
https://youtu.be/jczHc5V9FSc



Kehidupannya melalaikannya, hingga datang hari penyadarannya



https://youtu.be/H4UEixw9mM0



salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar